Rabu, 29 Oktober 2014

Pilihlah Suami Yang Bertanggung Jawab, bukan Sekedar Perhatian Kalo lagi Pacaran | Psikologi | Pendidikan Anak | Kisah Kiki

Saya dapat share-an dari temen tentang kisah seorang anak perempuan bernama Kiki. Seorang kaka dengan 3 orang adik, dan seorang ibu, yang ditinggal ayahnya karena menikah lagi dengan tetangga sebelah. Dibaca sampai abis yaaa, biar ga penasaran arwahnya  :D :D :D





Dengarlah Kisah Kiki
Di tengah masyarakat yang bangga pada kebebasan semu, kehadiran Kiki, seorang remaja putri berusia 17thn bagaikan oase di padang pasir.

Takdir Allah siang itu mempertemukan saya & Kiki. Usai shalat dhuhur di masjid al-Azhar Bekasi, seorang remaja putri berjilbab mendekati saya.

"Ingin minta pendapat," katanya.

Namanya Kiki. Remaja putri kelas 2 SMK swasta di Kalimalang. Saat ini pikirannya sedang kalut. Bapak yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga, meninggalkan mereka begitu saja. Sudah 2thn bapaknya menikah lagi dengan tetangganya sendiri. Dan sejak itulah sang bapak tidak pernah menafkahi keluarga. Membiarkan Kiki, ibunya, serta empat orang adik.

"Kiki kecewa & marah sama bapak bun. Kok bapak tega ninggalin kami. Apalagi dengan tetangga sendiri. Jarak rumah kami hanya 20 rumah. Setiap Kiki keluar masuk, harus melalui rumah bapak yang baru. Tapi setiap Kiki lewat, pintu rumah bapak selalu tertutup. Kiki sering ke rumah bapak bawa adik-adik untuk sekedar minta uang sekolah & beli susu. Tapi bapak & istrinya ga pernah mau buka pintu. Kiki tau mereka ada di dalam rumah. Tapi mereka tetep diem aja."

Air mata Kiki mengalir deras. Tangis yang sejak tadi ditahannya akhirnya pecah.

Saya mengelus-ngelus tangan Kiki, "Sabar Ki... sabar... Kiki pasti kuat."

Sudah 2thn Kiki & ibunya bahu membahu membiayai kehidupan mereka. Ibu Kiki mencari uang dengan berjualan kue, nasi uduk & menerima strikaan di rumah.

"Tapi hasilnya ga seberapa bun. Kasian adik-adik Kiki yang masih kecil. Makanya Kiki jualan bros yang Kiki bikin sendiri. Kainnya Kiki dapet dari tukang jahit di sekitar rumah Kiki. Tiap pulang sekolah, Kiki ga mau pulang sebelum membawa uang. Sebenarnya setiap ke sekolah uang Kiki hanya cukup untuk berangkat. Pulangnya ga tau gimana. Tapi Kiki bertekad untuk tetap sekolah. Kiki percaya sama Allah. Allah pasti menolong Kiki. Kalau mau jualanpun Kiki tanya dulu sama Allah, ya Allah kemana saya harus jualan bros hari ini, tunjukkanlah ya Allah."

MasyaAllah... ya Allah... sampai disini rasanya saya yang ingin menangis. Sementara sebagian besar anak-anak sekarang berpikiran liberal, seorang Kiki justru sebaliknya. Ya Allah.... Allahuakbar....

"Hampir setiap minggu Kiki jualan di Istiqlal bun. Apalagi kalau ada pengajian akbar. Habis subuh Kiki sudah berangkat dari rumah. Tapi sampai disana biasanya Kiki ikut pengajian dulu, baru jualan. Sampe pernah Kiki ditanya sama pedagang lain,

loh neng dagang kok jam segini ? Udah kesiangan kali.

Trus kiki bilang gini bun, saya udah dateng dari pagi kok pak. Tapi saya ikut pengajian dulu.

Trus si bapak pedagang jawab, kalo kesiangan gimana mau dapet rejeki ?

InsyaAllah Allah sudah atur rejeki buat Kiki pak."

Allah... mata saya ga berkedip memandang Kiki. Sungguh saya betul-betul kagum.

"Tadi pagi selesai upacara, Kiki juga nanya dulu sama Allah bun. Ya Allah... hari ini Kiki jualan dimana ? Tiba-tiba angkot M26 lewat. Langsung Kiki mikir, ah naik aja deh, Kiki mau ke masjid al-Azhar aja. Alhamdulillah Kiki bisa ketemu bunda & bisa curhat dengan bunda."

Ya Allah... Kiki... saya yang bersyukur bisa ketemu kamu nak. Kehadiranmu betul-betul bagaikan oase.

Disaat banyak remaja berpakaian terbuka, kamu malah sebaliknya. Dengan kesadaran sendiri kamu memutuskan untuk berhijab. Malah kamu memutuskan untuk memakai dua hijab agar tidak menerawang. Allahuakbar Kiki....

Sementara banyak remaja malas-malasan sekolah, sibuk pacaran, pergaulan bebas, tapi kamu bisa bertahan untuk tidak terjerumus.

Walau umurmu baru 17thn, jalan hidupmu mampu menginspirasi banyak orang. Termasuk bunda.

Kiki datang pada saya bukan untuk mengemis. Bukan untuk meminta biaya hidup ataupun sekolah. Kiki datang "hanya" untuk curhat. Karena ia tak sanggup jika curhat pada ibunya. Ia tak sanggup untuk menangis di hadapan ibunya.

Kiki... semoga kamu menjadi wanita solehah, selamat dunia akhirat, bermanfaat bagi agama & masyarakat. Semoga kamu bisa seperti Khadijah, pengusaha muslimah yang luar biasa.

Terimakasih telah berbagi cerita dengan bunda.

Bunda Suci
Gerakan Peduli Remaja
28 Okt 2014

Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar