Kamis, 27 November 2014

Jangan Ragu Gunakan Kata "Jangan" pada Anak Kita ya Bunda, Jika itu Berbahaya atau Mengandung Dosa

Dulu pernah digembar-gemborkan jangan sampai menggunakan kata "jangan" kepada anak-anak.
Tapi sekarang katakan jangan jika harus atau suatu perbuatan itu mengandung bahaya atau dosa.. :D :D
Ini Ulasannya


Akhmad S.Psi

Kekeliruan Buku Pendidikan : Mengharamkan Kata “Jangan”
Salah seorang pendidik pernah berkata, “pintu terbesar yang paling mudah dimasuk oleh yahudi adalah yaitu dunia psikologi dan dunia pendidikan.
Karena itulah, berangkat dari hal ini. Kita akan mengupas beberapa “kekeliruan” pada buku-buku pendidikan, seminar, teori pendidikan, dan lainnya.
Saking masifnya sebaran tersebut, kita juga terkadang kesulitan untuk tidak mengucapkan kata Jangan pada anak-anak kita. Terasa mengganjal di benak kita karena bertentangan dengan fitrah manusia apabila dalam kondisi panik dan terjepit akan mengucapkan kata ‘jangan’.
Misalnya saja anak kita sudah akan jatuh ke dalam lubang sumur, tak mungkin dalam waktu yang sepersekian detik akan mengatakan “ayo lebih baik main disini”. Tentu anak kecil tak mengerti makna itu’ dan tentu parahnya anak tak sempat berhenti dan jatuh ke dalam sumur.
Berbeda jika kita secara refleks katakam pada anak kita “jangan nak nanti jatuh, berbahaya…” Sang anak akan kaget dan menghentikan langkahnya.
Sudah menjangkiti beberapa para pendidik muslim, baik para ayah dan ibu, yang tercuci otaknya dan melarang berkata “Jangan” pada anak.
Mari kita lihat, beberapa perkataan-perkataan ‘dalam pendidikan’ tentang larangan mengucapkan kata jangan pada anak.

Diantaranya Ayah Edy, dia mengatakan pada bukunya yang berjudul ‘Ayah Edy Menjawab hal. 30, “..gunakan kata-kata preventif, seperti hati-hati, berhenti, diam di tempat, atau stop. Itu sebabnya kita sebaiknya tidak menggunakan kata ‘jangan’ karena alam bawah sadar manusia tidak merespons dengan cepat kata ‘jangan’.

Pada media online, detik.com, pernah menulis judul artikel ‘Begini Caranya Melarang Anak Tanpa Gunakan Kata ‘Tidak’ atau ‘Jangan’, atau “…Tak usah bingung, untuk melarang anak tak melulu harus dengan kata jangan atau tidak…”
Pada sebuah artikel lain, berjudul, “Mendidik Anak Tanpa Menggunakan Kata JANGAN” tertulis, “Kata ‘jangan’ akan memberikan nuansa negatif dan larangan dari kita sebagai orang tua, maka dari itu coba untuk mengganti dengan kata yang lebih positif dan berikan alasan yang dapat diterima anak…”

Nah, inilah syubhat (keraguan) yang digembar-gemborkan media sekuler dayng merujuk pada psikolog atheis dan Yahudi. Indah nampaknya, tapi di dalamnya terkandung bahaya yang kronis.
Mari kita bahas syubhat yang mereka gelontorkan. Sebelumnya, kalau kita mau teliti, mari kita tanyakan kepada mereka yang melarang kata ‘jangan’, apakah ini punya landasan dalam al-Qur’an dan hadits? Apakah semua ayat di dalam al-Qur’an tidak menggunakan kata “Laa (jangan)”?

Mereka pun mengatakan jangan terlalu sering mengatakan jangan. Sungguh mereka lupa bahwa lebih dari 500 kalimat dalam ayat Al-Qur’an menggunakan kata “jangan”.
Allahu akbar, banyak sekali! Mau dikemanakan ayat-ayat kebenaran ini? Apa mau dibuang? Dan diadopsi dari teori dhoif? Kalau mereka mengatakan kata jangan bukan tindakan preventif (pencegahan), maka kita tanya, apakah Anda mengenal Luqman AL- Hakim?

Dalam Al Quran ada surat Luqman ayat 12 sampai 19. Kisah ini dibuka dengan penekanan Allah bahwa Luqman itu orang yang diberi hikmah, orang arif yang secara tersirat kita diperintahkan untuk meneladaninya (“ walaqod ataina luqmanal hikmah….” . dst)
Apa bunyi ayat yang kemudian muncul? Ayat 13 lebih tegas menceritakan bahwa Luqman itu berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, JANGANLAH engkau menyekutukan Allah. Sesungguhnya syirik itu termasuk dosa yang besar”.
I
nilah bentuk tindakan preventif yang ada dalam al-Qur’an. Sampai pada ayat 19, ada 4 kata “ laa ” (jangan) yang dilontarkan oleh Luqman kepada anaknya, yaitu “laa tusyrik billah”, “fa laa tuthi’humaa”, “Wa laa tusha’ir khaddaka linnaasi”, dan “wa laa tamsyi fil ardli maraha”.
Luqman tidak perlu mengganti kata “jangan menyekutukan Allah” dengan (misalnya) “esakanlah Allah”.

Pun demikian dengan “Laa” yang lain, tidak diganti dengan kata-kata kebalikan yang bersifat anjuran.

Mengapa Luqmanul Hakim tidak menganti “jangan” dengan “diam/hati-hati”?Karena ini bimbingan Alloh.
Perkataan “jangan” itu mudah dicerna oleh anak, sebagaimana penuturan Luqman Hakim kepada anaknya. Dan perkataan jangan juga positif, tidak negatif. Ini semua bimbingan dari Alloh subhanahu wa ta’ala, bukan teori pendidikan Yahudi.
Adakah pribadi psikolog atau pakar parenting pencetus aneka teori ‘modern’ yang melebihi kemuliaan dan senioritas Luqman? Tidak ada.

Luqman bukan nabi, tetapi namanya diabadikan oleh Allah dalam Kitab suci karena ketinggian ilmunya. Dan tidak satupun ada nama psikolog kita temukan dalam kitabullah itu.
Membuang kata “jangan” justru menjadikan anak hanya dimanja oleh pilihan yang serba benar. Ia tidak memukul teman bukan karena mengerti bahwa memukul itu terlarang dalam agama, tetapi karena lebih memilih berdamai.
Ia tidak sombong bukan karena kesombongan itu dosa, melainkan hanya karena menganggap rendah hati itu lebih aman baginya.

Dan, kelak, ia tidak berzina bukan karena takut adzab Alloh, tetapi karena menganggap bahwa menahan nafsu itu pilihan yang dianjurkan orang tuanya. Nas alulloha salaman wal afiyah.
Anak-anak hasil didikan tanpa “jangan” berisiko tidak punya “sense of syariah” dan keterikatan hukum. Mereka akan sangat tidak peduli melihat kemaksiatan bertebaran, tidak perhatian lagi dengan amar ma’ruf nahi mungkar, tidak ada lagi minat untuk mendakwahi manusia yang dalam kondisi bersalah, karena dalam hatinya berkata “itu pilihan mereka, saya tidak demikian”.
Mereka bungkam melihat penistaan agama karena otaknya berbunyi “mereka memang begitu, yang penting saya tidak melakukannya”.
Itulah sebenar-benar paham liberal, yang ‘humanis’, toleran, dan menghargai pilihan-pilihan. Jadi, yakini dan praktikkanlah teori parenting Barat itu agar anak-anak kita tumbuh menjadi generasi liberal.

Simpan saja AL-Qur’an di lemari paling dalam dan tunggulah suatu saat akan datang suatu pemandangan yang sama seperti kutipan kalimat di awal tulisan ini.
Astagfirulloh! Semoga Alloh subhanahu wa ta’ala memberi taufik kepada kita semua..

Penulis : Ummu Hanim

Selasa, 25 November 2014

NEGERI TANPA AYAH


NEGERI TANPA AYAH
by : Ust Bendri Jaisyurrahman (@ajobendri)
1| Jika memiliki anak sudah ngaku-ngaku jadi AYAH, maka sama anehnya dengan orang yang punya bola ngaku-ngaku jadi pemain bola
2| AYAH itu gelar untuk lelaki yg mau dan pandai mengasuh anak bukan sekedar 'membuat' anak
 3| Jika AYAH mau terlibat mengasuh anak bersama ibu, maka separuh permasalahan negeri ini teratasi
4| AYAH yang tugasnya cuma ngasih uang, menyamakan dirinya dengan mesin ATM. Didatangi saat anak butuh saja
5| Akibat hilangnya fungsi tarbiyah dari AYAH, maka banyak AYAH yg tidak tahu kapan anak lelakinya pertama kali mimpi basah
 6| Sementara anak dituntut sholat shubuh padahal ia dalam keadaan junub. Sholatnya tidak sah. Dimana tanggung jawab AYAH ?
 7| Jika ada anak durhaka, tentu ada juga AYAH durhaka. Ini istilah dari umar bin khattab
AYAH durhaka bukan yg bisa dikutuk jadi batu oleh anaknya. Tetapi AYAH yg menuntut anaknya shalih dan shalihah namun tak memberikan hak anak di masa kecilnya
9| AYAH ingin didoakan masuk surga oleh anaknya, tapi tak pernah berdoa untuk anaknya
10| AYAH ingin dimuliakan oleh anaknya tapi tak mau memuliakan anaknya
 11| Negeri ini hampir kehilangan AYAH. Semua pengajar anak di usia dini diisi oleh kaum ibu. Pantaslah negeri kita dicap fatherless country
12| Padahal keberanian, kemandirian dan ketegasan harus diajarkan di usia dini. Dimana AYAH sang pengajar utama ?
13| Dunia AYAH saat ini hanyalah Kotak. Yakni koran, televisi dan komputer. AYAH malu untuk mengasuh anak apalagi jika masih bayi
14| Banyak anak yg sudah merasa yatim sebelum waktunya sebab AYAH dirasakan tak hadir dalam kehidupannya
15| Semangat quran mengenai pengasuhan justru mengedepankan AYAH sebagai tokoh. Kita kenal Lukman, Ibrahim, Ya'qub, Imron. Mereka adalah contoh AYAH yg peduli
16| Ibnul Qoyyim dalam kitab tuhfatul maudud berkata: Jika terjadi kerusakan pada anak penyebab utamanya adalah AYAH
17| Ingatlah! Seorang anak bernasab kepada AYAHnya bukan ibu. Nasab yg merujuk pada anak menunjukkan kepada siapa Allah meminta pertanggungjawaban kelak
18| Rasulullah yg mulia sejak kecil ditinggal mati oleh AYAHnya. Tapi nilai-nilai keAYAHan tak pernah hilang didapat dari sosok kakek dan pamannya
19| Nabi Ibrahim adalah AYAH yg super sibuk. Jarang pulang. Tapi dia tetap bisa mengasuh anak meski dari jauh. Terbukti 2 anaknya menjadi nabi
20| Generasi sahabat menjadi generasi gemilang karena AYAH amat terlibat dalam mengasuh anak bersama ibu. Mereka digelari umat terbaik.
📚 21| Di dalam quran ternyata terdapat 17 dialog pengasuhan. 14 diantaranya yaitu antara AYAH dan anak. Ternyata AYAH lebih banyak disebut
22| Mari ajak AYAH untuk terlibat dalam pengasuhan baik di rumah, sekolah dan masjid
23| Harus ada sosokp AYAH yg mau jadi guru TK dan TPA. Agar anak kita belajar kisah Umar yg tegas secara benar dan tepat. Bukan ibu yg berkisah tapi AYAH
24| AYAH pengasuh harus hadir di masjid. Agar anak merasa tentram berlama-lama di dalamnya. Bukan was was atau merasa terancam dengan hardikan
25| Jadikan anak terhormat di masjid. Agar ia menjadi generasi masjid. Dan AYAH yang membantunya merasa nyaman di masjid
26| Ibu memang madrasah pertama seorang anak. Dan AYAH yang menjadi kepala sekolahnya
😎 27| AYAH kepala sekolah bertugas menentukan visi pengasuhan bagi anak sekaligus mengevaluasinya. Selain juga membuat nyaman suasana sekolah yakni ibunya
28| Jika AYAH hanya mengurusi TV rusak, keran hilang, genteng bocor di dalam rumah, ini bukan AYAH 'kepala sekolah' tapi AYAH 'penjaga sekolah'
29| Ibarat burung yang punya dua sayap. Anak membutuhkan kedua-duanya untuk terbang tinggi ke angkasa. Kedua sayap itu adalah AYAH dan ibunya
30| Ibu mengasah kepekaan rasa, AYAH memberi makna terhadap logika. Kedua-duanya dibutuhkan oleh anak
31| Jika ibu tak ada, anak jadi kering cinta. Jika AYAH tak ada, anak tak punya kecerdasan logika
32| AYAH mengajarkan anak menjadi pemimpin yg tegas. Ibu membimbingnya menjadi pemimpin yg peduli. Tegas dan peduli itu sikap utama
33| Hak anak adalah mendapatkan pengasuh yg lengkap. AYAH terlibat, ibu apalagi
34| Mari penuhi hak anak untuk melibatkan AYAH dalam pengasuhan. Semoga negeri ini tak lagi kehilangan AYAH
35| Silahkan share jika berkenan agar makin banyak AYAH yang peduli dengan urusan pengasuhan.
copast dari Komunitas ayah edy

Senin, 24 November 2014

Hidup di Dunia Cuma 1 Setengah Jam Saja, masih mau Neko-Neko ??


Bener tidak atau tidak ? mari kita hitung-hitungan

1 hari di akhirat = 1000 tahun.

24 jam di akhirat = 1000 tahun.

3 jam di akhirat = 125 tahun.

1,5 jam di akhirat = 62,5 tahun.

Apabila umur manusia itu rata-rata 60-70 tahun, maka hidup manusia ini jika dilihat dari langit hanya 1,5 jam saja. Pantaslah kita selalu diingatkan masalah waktu.

Ternyata hanya satu jam setengah saja yang akan menentukan kehidupan abadi kita kelak, hendak di neraka atau di surga (QS 35:15, 4:170)

Cuma satu setengah jam saja cobaan hidup, maka bersabarlah (QS 74:7, 52:48, 39:10)
Demikian juga hanya satu setengah jam saja kita harus menahan hawa nafsu dan mengganti dengan sunnahNya (QS 12:53, 33:38)

"Satu Setengah Jam" sebuah perjuangan teramat singkat dan Allah mengganti dengan surga Allah (QS 9:72, 98:8, 4:114)

Maka berjuanglah mencari bekal untuk perjalanan panjang nanti (QS 59:18, 42:20, 3:148)
Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui (QS 23:114)

Semoga bermanfaat bagi kita semua untuk meniti perjalanan hidup kita ini..
Aamiin

Minggu, 23 November 2014

Hidup Makin Sulit Pasca BBM Naik | Kisah Nyata Wanita Tua Penjual Kue Keliling

Hari ini (19/11/2014) sesosok wanita tua mengetuk pintu kaca toko. "Bu... beli kue saya... belum laku satupun... kalau saya sudah ada yang laku saya enggak berani ketuk kaca toko ibu..."
Saya persilakan beliau masuk dan duduk. Segelas air dan beberapa butir kurma saya sajikan untuk beliau.
"Ibu bawa kue apa?"
"Gemblong, getuk, bintul, gembleng bu."
Saya tersenyum... "Saya nanti beli kue ibu... tapi ibu duduk dulu, minum dulu, istirahat dulu, muka ibu sudah pucat."
Dia mengangguk.
"Kepala saya sakit bu.. pusing, tapi harus cari uang. Anak saya sakit, suami saya sakit, di rumah hari ini beras udah gak ada sama sekali. Makanya saya paksain jualan," katanya sambil memegang keningnya.. air matanya mulai jatuh. saya cuma bisa memberinya sehelai tisu...
"Sekarang makan makin susah bu.... kemarin aja beras gak kebeli... apalagi sekarang... katanya bensin naik.. apa apa serba naik.. saya udah 3 bulan cuma bisa bikin bubur.. kalau masak nasi gak cukup. Hari ini jualan gak laku, nawarin orang katanya gak jajan dulu. Apa apa pada mahal katanya uang belanjanya pada enggak cukup."
"Anak ibu sakit apa?" saya bertanya... "Gak tau ibu..batuknya berdarah..." saya terpana... "Ibu.. ibu harus bawa anak ibu ke puskesmas kan ada BPJS..."
Dia cuma tertunduk.. "Saya bawa anak saya pakai apa bu? gendong gak kuat.. jalannya jauh.. naik ojek gak punya uang..."
"Ini ibu kue bikin sendiri?"
"Enggak bu... ini saya ngambil," jawabnya. Terus ibu penghasilannya dari sini aja? dia mengangguk lemah... berapa ibu dapet setiap hari? gak pasti bu... ini kue untungnya 100-300 perak, bisa dapet 4ribu -12 ribu paling banyak. Kali ini air mata saya yang mulai mengalir...... ibu pulang jam berapa jualan? jam 2.. saya gak bisa lama lama bu.. soalnya uangnya buat beli beras.. suami sama anak saya belum makan. Saya gak mau minta minta, saya gak mau nyusahin orang.
"Ibu, kue-kue ini tolong ibu bagi-bagi di jalan, ini beli beras buat 1 bulan, ini buat 10x bulak balik naik ojek bawa anak ibu berobat, ini buat modal ibu jualan sendiri. Ibu sekarang pulang saja.. bawa kurma ini buat pengganjal lapar..."
Ibu itu menangis... dia pindah dari kursi ke lantai, dia bersujud tak sepatah katapun keluar lalu dia kembalikan uang saya. "Kalau ibu mau beli.. beli lah kue saya. tapi selebihnya enggak bu... saya malu...."
Saya pegang erat tangannya... "Ibu... ini bukan buat ibu... tapi buat ibu saya... saya melakukan bakti ini untuk ibu saya, agar dia merasa tidak sia sia membesarkan dan mendidik saya... tolong di terima..."
Saya bawa keranjang jualannya... saat itu aku memegang lengannya dan saya menyadari dia demam tinggi. "Ibu pulang ya..." dia cuma bercucuran airmata lalu memeluk saya... "Bu.. saya gak mau kesini lagi... saya malu.... ibu gak doyan kue jualan saya... ibu cuma kasihan sama saya... saya malu...."
Saya cuma bisa tersenyum... "Ibu saya doyan kue jualan ibu, tapi saya kenyang... sementara di luar pasti banyak yang lapar dan belum tentu punya makanan. sekarang ibu pulang yaa..."
Saya bimbing beliau menyeberang jalan, lalu saya naikkan angkot... beliau terus berurai air mata...

*dari wall fb bu Ernydar Irfan

Semoga menjadi perenungan, kita seharusnya bersyukur, masih ada orang lain yang dirasa terlalu berat cobaan hidupnya, sementara kita masih diberikan lebih.

Kamis, 20 November 2014

PEREMPUAN adalah ...

Diantara kalimat indah DR. Aidh al-Qarni
مِنْ أَجْمَلِ مَا كَتَبَ الدُّكْتُور عَائِض الْقَرْنِي
Perempuan itu seperti kopi, jika engkau abaikan, ia menjadi dingin, sampai dalam hal cita rasanya.
اَلْأُنْثَى: كَالْقَهْوَةِ، إِذَا أَهْمَلْتَهَا أَصْبَحَتْ بَارِدَةً، حَتَّى فِيْ مَشَاعِرِهَا
Saat perempuan diam di depan orang yang ia cintai, maka muncullah banyak kata dalam bentuk air mata!!
عِنْدَمَا تَصْمُتُ الْأُنْثَى أَمَامَ مَنْ تُحِبُّ، تَأْتِي الْكَلِمَاتُ عَلَى هَيْئَةِ دُمُوْعٍ!!
Perempuan itu, pada mulanya takut untuk mendekatimu, namun pada akhirnya, ia menangis saat engkau menjauh darinya .. sedikit sekali orang yang memahaminya.
اَلْأُنْثَى: فِي الْبِدَايَةِ تَخَافُ أَنْ تَقْتَرِبَ مِنْكَ، وَفِي النِّهَايَةِ تَبْكِيْ حِيْنَ تَبْتَعِدُ عَنْهَا، قَلِيْلٌ مَنْ يَفْهَمُهَا .
Perempuan itu tidak menginginkan kemustahilan darimu, dia hanya menginginkan agar engkau seperti lelaki yang engkau bayangkan tentang saudari kandungnya.
اَلْأُنْثَى: لَا تُرِيْدَ مِنْكَ الْمُسْتَحِيْلَ، هِيَ فَقَطْ تُرِيْدُكَ أَنْ تَكُوْنَ مِثْلَ الرَّجُلِ الَّذِيْ تَتَمَنَّاهُ أَنْتَ لِشَقِيْقَتِكَ .
Perempuan itu tipu daya besar atau cinta agung, dan engkau lah yang menentukannya wahai lelaki..jika engkau membuat makar atasnya, diapun membuat makar kepadamu, dan jika engkau mencintainya, ia pun kasmaran terhadapmu
اَلْأُنْثَى: إِمَّا كَيْدٌ عَظِيْمٌ، أَوْ حُبٌّ عَظِيْمٌ! وَأَنْتَ مَنْ يُحَدِّدُ أَيُّهَا الرَّجُلَ، فَإِنْ مَكَرْتَ بِهَا مَكَرَتْ بِكَ، وَإِنْ أَحْبَبْتَهَا عَشِقَتْكَ .
Sesuai dengan tingkat cintamu kepada perempuan, seperti itulah ia cemburu, karenanya, apa saja yang membuat perempuan menjadi gila karena cemburu, itu juga yang membuatnya gila karena cinta.
بِقَدْرِ مَا تُحِبُّ الْأُنْثَى هِيَ تَغَارُ، لِذَا أَيُّ أُنْثَى تَجُنُّ غِيْرَةً، هِيَ تَجُنُّ حُبًّا.
Perempuan itu mengobati, padahal dia sedang demam, membantu, padahal dia susah, begadang, padahal lelah, da..berduka terhadap seseorang yang tidak dikenalnya
اَلْأُنْثَى: تُدَاوِيْ وَهِيَ مَحْمُوْمَةٌ، وَتُوَاسِيْ وَهِيَ مَهْمُوْمَةٌ، وَتَسْهَرُ وَهِيَ مُتْعَبَةٌ، وَتَحْزَنُ مَعَ مَنْ لَا تَعْرِفُ.
Perempuan itu selalu ingin diperlakukan seperti bocah kecil, betapapun ia menua.
اَلْأُنْثَى : تُحِبُّ أَنْ تُعَامَلَ كَطِفْلَةٍ دَائِماً مَهْمَا كَبُرَتْ .
Jangan berani-berani mengetuk pintu hati perempuan jika engkau tidak membawa berkoper-koper perhatian.
لَا تَطْرُقْ بَابَ قَلْبِ الْأُنْثَى، وَأَنْتَ لَا تَحْمِلُ مَعَكَ حَقَائِبَ الِاهْتِمَامِ.
Saat perempuan cemburu, buatlah lukisan ciumanmu pada kedua tangannya, biarkan dia merasakan bahwa dia merupakan kenikmatan Allah SWT yang sangat besar bagimu.
عِنْدَمَا تَغَارُ الْأُنْثَى: اُرْسُمْ قُبْلَةً عَلَى يَدَيْهَا، دَعْهَا تَشْعُرُ بِأَنَّها نِعْمَةٌ مِنَ اللهِ لَدَيْكَ .
Perempuan, yang tenang, nan lembut, ternyata pembuat kebisingan terbesar pada hati lelaki.
اَلْأُنْثَى اَلْهَادِئَةُ، اَلنَّاعِمَةُ، أكْثَرُ ضَجِيْجًا بِقَلْبِ الرَّجُلِ .
Perempuan itu, meskipun keras hati, sebenarnya tidak pernah kosong dari rasa simpati dan kasih sayang.
اَلْأُنْثَى: وَإِنْ قَسَتْ؛ فَإِنَّهَا لَا تَخْلُوْ مِنْ مَشَاعِرِ الْعَطْفِ، وَالرَّأْفَةِ .
Tidak ada yang mampu menanggung kegilaan perempuan dan kecemburuannya, kecuali lelaki yang mencintainya dengan sebenarnya.
لَا يَحْتَمِلُ جُنُوْنَ الْأُنْثَى وَغِيْرَتَهَا، إِلَّا رَجُلٌ أَحَبَّهَا بِصِدْقٍ .
Tidak aib jika lelaki mau belajar dari hati perempuan sesuat yang menjadikannya semakin manusiawi dan semakin lembut.
لَيْسَ عيَباً أنَ يَتَعَلَّمَ الرَّجُلُ مِنْ قَلْبِ الْأُنْثَى شَيْئا يَجْعَلُهُ أكَثرَ إِنْسَانِيَّةً وَرِقَّةً .
Perempuan itu takut dikhianati, takut kehilangan, takut tiada, dan tidak mudah melupakan seorang yang tiada yang dicintainya, ia terus menerus mengawasinya dari jauh.
اَلْأنثىْ : تَخشىْ الخيانْة ، وَالفقدانْ ، وَالغيابْ ، ولا تسَتطيع بسهولة نسيانْ غائبْ أحَبته ، تظل تراقِبه منْ بعد .
Mungkin perempuan mengasuh anak tanpa seorang ayah, tetapi, tidak mungkin lelaki mengasuh anak tanpa ibu. Di sinilah terletak keindahan perempuan.
للأنثى : أن تربي طفلاً بلا أب ، لكن لا يمكن للرجل أن يربي طفلاً بلا أم .
هنا روعه الأنثى .
Jikalau kamu benar-benar lelaki, pasti punya perempuan
مَتى مآ كُنت 'رجُل' تكُن لك «امرأة» .
Jikalau engkau jantan, pasti punya betina
مَتى مآ كُنت 'ذكَر' تكُن لك «أنثى» .
Kapan engkau menjadi raja, pasti ada ratu
مَتى مآ كُنت 'ملِك' تكُن لك «أميرة» .
Kapan engkau kasmaran, pasti perempuan itu seperti seorang yang kehilangan anak
مَتى مآ كُنت 'عاشِق' تكُن لك «متيمة» .
Jangan sampai engkau tanpa apa-apa sementara engkau menginginkan perempuan segala-galanya
فلا تكُن 'لاشيء' وتُريدهآ أن تكون «كل شيء» !!
Ingatlah, saat ruh ditiupkan kepadamu, engkau ada di rahim perempuan.
عندمآ تُنفخ فيك الروح تكون في بطن امرأة
Saat engkau menangis, engkau ada di pangkuan perempuan
عندما تبكي، تكون في حضن امرأة
Saat engkau kasmaran, engkau ada di hati perempuan
وعندما تعشق، تكون في قلب امرأة
Karenanya, perlakukan perempuan dengan penuh kelembutan.
Perempuan itu dicipta sebagai amanah, bukan dicipta untuk dihinakan
رفقاً بهآ .. فالاُنثى أمانة ،، مآ خُلِقَت لﻹهانة

Senin, 10 November 2014

Efektif dan Efisien



Dari Kisah Sebuah Kotak Sabun yang Kosong

Di sebuah perusahaan besar di Jepang ada keluhan dari seorang pelanggan bahwa dia telah membeli kotak sabun yg kosong. Pihak perusahaan kemudian merespons cepat. Mereka meminta para teknisi untuk mencari solusi. Lalu mereka membuat alat monitor dengan sinar X yg beresolusi tinggi dan dioperasikan oleh dua orang. Setiap kotak sabun mesti melewati alat sinar X tsb untuk memastikan tak ada satu pun kotak sabun yg kosong......
Biaya pembuatan alat sinar X itu amat lah mahal....

Sementara itu ada satu perusahaan sabun lain yg lebih kecil menggunakan metode sederhana untuk memastikan tak ada kotak sabun yg kosong. Mereka menggunakan kipas angin elektrik. Setiap kotak sabun dilewatkan di depan kipas angin tsb, jika kosong maka otomatis akan terlempar tertiup angin. Solusi yg efektif namun amat murah.....

Nah, untuk pemecahan masalah kadang kita berpikir amat rumit, menggunakan energi teramat besar....lupa akan solusi murah meriah nan efektif seperti kipas kipas angin itu..
Salam Efektif dan Efisien

(oleh Pipin Yanuarso)

BELAJAR SUKSES DARI ORANG SUKSES, Bukan begitu ??


Masih Sharing antar guru-guru sekolah, bagaimana kita membentuk karakter anak..

BELAJAR SUKSES DARI ORANG SUKSES

Karakter dan Prinsip Hidup Steve Jobs (CEO Apple)

1. KESEDERHANAAN
Siapa yang tdk kenal Apple? Apple memiliki banyak penggemar fanatik krn produk ini SEDERHANA, elegan dan user yang friendly.
Jobs mjdkn kesederhanaan sbg senjata dlm membawa perusahaan meraih byk kesuksesan. Saat menjabat CEO Apple, Jobs menyederhanakan lini produknya mjd 4 saja, yaitu : Professional, Home Consumer, Laptop dan Desktop.
2. TABAH dan KUAT
Steve Jobs adl inspirasi yang Luar Biasa. Dia berjuang melawan kanker pankreas selama 7 tahun (kebanyakan org hny bertahan 1th) namun tetap Berjuang menginovasi produk2 Apple agar merajai dunia.
3. PIAWAI BERNEGOSIASI
Kesepakatan Apple dengan AT&T merupakan bukti kepiawaiannya dlm bernegosiasi. Jobs mampu meyakinkan orang lain karena dirinya sendiri sudah memahami secara detail mengenai desain produknya, mulai dari kelebihan hingga kekurangannya.
Ketika memulai negosiasi dg AT&T tdk seorang pun dr Apple yang percaya bahwa AT&T akan menyetujui idenya kecuali Jobs sendiri. Jobs berhasil.
4. KREATIF
Tahun 2010 adl tahun yang luar biasa bagi Steve Jobs sbg CEO Apple, lantarn ia mengeluarkan byk sekali inovasi2 baru. Yang terbesar pada 7 Januari 2010, Peluncuran iPad dan Tablet Apple berbasis iOS.
Selain merancang produk jobs juga merancang iklan yang menyatakan iPad sbg produk revolusioner dr dunia komputer. Shg dlm 1 bln iPad terjual 15 ribu buah.
5. GREAT PLANNER
Daya Kreativitas dan Inovasi Tinggi Steve Jobs adl buah dr KEMAMPUAN MERENCANAKAN sesuatu dg sempurna.
Jobs seolah mampu melihat masa depan dlm bbrp titik kehidupannya.
Jobs memiliki visi besar sehingga mengubah Apple dari perusahaan komputer dg pasar spesifik (niche market) mjd sebuah perusahaan komputer, eletronik dan musik Raksasa

Salam Millionaire

Kamis, 06 November 2014

Bacakan anak2 kita buku2 cerita ya Bundaa... :D

Membaca judulnya... :)

Menghimbau tanpa bosan dan semoga tiada rasa bosan dari kawan-kawan yg membaca postingan saya terkait dengan buku.
."Bacain mereka bu? Haduuuh, urusan rumahku aja belum selesai, mau bacain mereka buku? Tidaak - tidak, waktuku habis nanti, rumahku ga akan pernah rapi nanti, kalau aku invest buku yg seabreg ituh!!!!"
"Bacain mereka buku? Yang bener aja, cicilan rumah, mobil, perabot belum juga beres dan menenangkanku, malah aku di suruh-suruh bacain mereka buku. Tidaaak-tidaak, nambah pusing aku aja melihat buku yg tebel itu!!!!!"

"Bacain mereka buku? Hei, ga tau yah capeknya aku, seharian gelantungan, berdesakan, belum lagi di omelin bos, haduuuuh, sana-sana jauuh-jauuh yah, daripada bikin esmosi aku aja, ga sempet bacain kalau sekarang tapi nanti aja ya. Lagian apa ngaruhnya siy??? Toh mereka sudah sekolah di tempat yg mahal, aku bayar guru yg hebat, mau apa lagi siyyyy!!!!!"

Anak-anak hanya mau di perhatikan. Di dengar. Di ajak ngobrol, sharing pengalaman dengan kawan-kawannya. Cuma ingin bareng-bareng dengan kita. Pengen di ajak becanda. Pengen di mengerti. Pengen di tanya ttg cerita yg mereka gambar, pengen deket-deket kita. Orangtua mereka.
"Tapiiii, bisaa kan tanpa buku"

Bisa sebenarnya. Namun, dengan buku cara-cara pedekate kita, ide-ide kita bisa terbantu untu menyenangkan mereka. Tidak hanya itu, mereka juga bisa belajar banyak hal dari buku yg akan kita bacakan. Selain membangun kedekatan dengan anak-anak, buku memberikan manfaat lain. Ilmu
Dan amal yg tak akan pernah putus, ilmu yg bermanfaat.
Kenangan yang tak kan terhapus saat kita membacakan mereka buku tentang banyak hal. Sistem otak mereka akan menyimpannya, suatu saat, kelak atau dalam masa yg tidak akan lama, memori itu akan hadir ketika mereka butuhkan.

Membutuhkan usaha yg tak sedikit memang, karena semua itu akan menguras tenaga, waktu dan mungkin budget, namun ketika kita merasakan manfaat yg berbeda. Membandingkannya bila anak tidak kita bacakan, tidak kita dekati. Bagaimana rasanya, pilih yang mana? Membiarkan mereka tumbuh tanpa kita mengenal mereka atau sampai tak tau warna kesukaannya sekarang atau memilih untuk dejat dengan anak-anak, diskusi tentang isi buku???
Setiap detik mereka tumbuh, namun kadangkala kita tak dapat menyaksikannya. Setiap menit mereka bisa berubah, kadangkala kita tak di sisinya. Setiap jam mereka bisa melakukan apa saja, kadangkala kita masih belum bisa optimal berada di sisinya.
Namun, ada waktu tertentu yg bisa kita optimalkan untuk mendengarkan mereka. Untuk melebur dengan mereka, menjadi teman baiknya. Menjaga dan memastikan mereka berada pada jalur yg senantiasa dj ridhoi Allah adalah hal yg tak bisa kita lewatkan.
Mengingatkannya pada jadwal salat, tanpa kita bekalu mereka ilmu salat, kadangkala masih menyisakan tanya, kenapa aku salat??? Mengingatkannya untuk berpuasa, kadang masih berat, kenapa aku puasa? Jelas sekali, bahwa kehadiran kita sebagai orangtuanya tak hanya wajib menyekolahkannya saja, tak hanya mencukupi kebutuhan jasmaninya saja.
Bacakanlah ayat, bacakanlah buku yg menjelaskan kenapa dan apa yg harus dilakukan seirang hamba Allah. Ummat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam agar hidupnya selamat dunia akhirat.
Maka perintah pertama Allah untuk RasululNya. Iqro
Masihkah kita membantah-Nya. Iqro

Rabu, 05 November 2014

Mungkin Anda Lupa Hak Utama Anak Anda ??? | Pendidikan Anak | Psikologi | Teladan Orang Tua

Ini dari share-an teman rekan saya



"Ada hak anak yg tak boleh kita tunda mil" nasehat sahabat yg selalu ku ingat.
Hmmm, Hak anak. Rasanya kita semua paham dengan hal yg berkaitan dg urusan hak anak. Tapi bila kita menyadarinya, maka kita akan sibuk mencari apakah pola asuh kita di rumah sudah memang seutuhnya memberikan hak anak???
Berat juga yah. Karena yg harus kita sadari, pertama akan tiba suatu masa untuk di pertanggungjawabkan dg pola asuh kita. Mari kita hadirkan rasa ada yg Mengawasi kita, ada yg menyaksikan kita, dan Dialah Allah yg Maha Melihat.
Anak-anak adalah amanah dari Allah, bukan sebagai titipan biasa. Ada hak dan kewajiban yg harus kita sadari dan ingat baik-baik. Anak-anak yg lahir dari rahim seorang ibu, sesungguhnya sudah menyandang hak: untuk kita kenalkan pada siapa mereka bersujud, kepada siapa mereka merujuk?
Memperlakukan mereka, bukan seperti kita menitipkan sandal pada marbot di sebuah masjid dan suatu saat kita mau akan kita ambil sandal itu. "Pak, saya titip sandal, tolong di jaga baik-baik, nanti ketika saya selesai salatnya, saya boleh mengambilnya lagi?"
Anak-anak kita ajak ke masjid, kita salat di masjid namun membiarkan mereka tak salat, dg alasan ahh masih kecil, belum waktunya salat, dg sadar kita membiarkan mereka lolos dari pengenalan konsep belajar salat dari sejak dini.
Memperlakukan mereka bukan saja memilihkan sekolah yg bagus, namun di rumah mereka tak mendapat tauladan dari kita, orangtuanya? Di sekolah dibiasakan menghafal di rumah kita sodorin tv kabel, agar mereka tak mengganggu aktifitas kita. Agar mereka menjadi anak pasif yg tak berkutik ketika sorotan gambar mengacaukan mata dan pikirannya. Di rumah tivi non stop daripada mendengar mereka murojaah?? Di rumah tak pernah kita perdengarkan bacaan AlQuran dari ayah dan bundanya.
Bagaimana anak-anak meneladani orangtuanya, bila dalam kesehariannya tak pernah di temukan olehnya pendidikan yg di sebut madrasah pertamaya?
Kita bebaskan mereka bermain yg tak terarah. Tak kita kenalkan hak dan kewajibannya sebagai khalifah di bumi. Tak pernah kita sentuh sisi sosialnya untuk peduli dg kisah orang lain di sekitarnya. Mau jadi apa kelak bila begini terus?
Lanjuuut yah
"Bapak dan ibu, saya akan titipkan anak-anak saya disini belajar tentang agama dan lain-lainnya ya. Bila suatu saat nanti mereka sudah lulus dari sekolah ini, bolehkah mereka pulang ke rumah kami?"
Tak ada yg menjamin bahwa mereka anak-anak akan betah atau merindukan rumah, bila masa kecilnya tak ada yg menjadi kenangan manis salat berjamaah dimaajid dg ayah, belajar membaca dengan ibu. Membuat dan makan kue buatan ibu. Belajar bersepeda dg ayah. Bila kita tak mengisinya dg sentuhan hati, bagaimana mereka belajar mengenal hati yg rindu?
Mendidik anak bukan sekadar memberikan makanan yg mahal dan bergizi, pakaian serta hunian yg indah, ada hal yg menjadi hak anak, kehangatan dari penghuninya.
Terimakasih kawan yg telah mengingatkan kami. Sungguh kami meyakini masa dimana akan datang waktu mempertanggungjawabkan pendidikan anak-anak kami. Semoga kita tidak termasuk golongan yg melalaikan hak-hak anak. Aamiin


tulisan bunda Hilmiyatil Alifah... ahh, menyentil sekali...

Selasa, 04 November 2014

SELF DISCIPLINE | DISIPLIN PADA DIRI SENDIRI | PENDIDIKAN ANAK | MENTAL JUARA | PSIKOLOGI | ENTREPRENEUR Bagian 3 Habis



Ini yang kemarin dan mungkin masih saja ramai dibicarakan. Saya tidak bermaksud membela tapi kebiasaan yg dianggap khalayak ramai kurang positif (merokok) sudah diusahakan dikuranginya, smoga kebenaran hakiki menghinggapinya. amin..

Sosok ketiga yg ditulis oleh Prof. dari UI ini adalah Bu Susi. Ya, bliau yang menjabat sebagai Menteri Kelautan kita saat ini.

Metakognisi Susi
Sekarang kita bahas menteri kelautan dan perikanan yang ramai diolok-olok karena "sekolahnya". Beruntung,
banyak juga yang membelanya.
Khusus terhadap Susi, saya bukanlah mentornya. Ia
terlalu hebat. Ia justru sering saya undang memberi kuliah. Dia adalah "self driver" sejati, yang bukan putus sekolah, melainkan berhenti secara sadar. Sampai di sini, saya ingin mengajak Anda merenung, adakah di antara kita yang punya kesadaran dan keberanian sekuat itu?
Akan tetapi, berbeda dengan kebanyakan orangtua yang membiarkan anaknya menjadi "passenger", ayah Susi justru marah besar.
Pada usia muda, di pesisir selatan yang terik, Susi memaksa hidup mandiri. Ditemani sopir, ia menyewa truk dari Pangandaran, membawa ikan dan udang, dilelang di Jakarta. Hal itu dijalaninya selama
bertahun-tahun, seorang diri.
Saat saya mengirim mahasiswa pergi "melihat pasar" keluar negeri yang terdiri dari tiga orang untuk satu negara, Susi membujuk saya agar cukup satu orang satu negara.
Saya menurutinya (kisah mereka bisa dibaca dalam buku 30 Paspor di Kelas Sang Profesor).
Dari usaha perikanannya itu, ia jadi mengerti penderitaan yang dialami nelayan. Ia juga belajar seluk-beluk logistik ikan, menjadi pengekspor, sampai terbentuk keinginan memiliki pesawat agar ikan
tangkapan nelayan bisa diekspor dalam bentuk hidup,
yang nilainya lebih tinggi.
Dari ikan, jadilah bisnis carter
pesawat, yang di bawahnya ada tempat penyimpanan
untuk membawa ikan segar.
Dari Susi, kita bisa belajar bahwa kehidupan tak bisa
hanya dibangun dari hal-hal kognitif semata yang hanya
bisa didapat dari bangku sekolah. Kita memang
membutuhkan matematika dan fisika untuk memecahkan
rahasia alam. Kita juga butuh ilmu-ilmu baru yang basisnya adalah kognisi. Akan tetapi, tanpa kemampuan nonkognisi, semua sia-sia.
Ilmu nonkognisi itu belakangan naik kelas, menjadi metakognisi: faktor pembentuk yang paling penting dibalik lahirnya ilmuwan-ilmuwan besar, wirausaha kelas dunia, dan praktisi-praktisi andal.
Kemampuan bergerak,
berinisiatif, self discipline, menahan diri, fokus, respek,
berhubungan baik dengan orang lain, tahu membedakan
kebenaran dengan pembenaran, mampu membuka dan mencari "pintu" adalah fondasi penting bagi pembaharuan, dan kehidupan yang produktif.
Manusia itu belajar untuk membuat diri dan bangsanya
tangguh, bijak mengatasi masalah, mampu mengambil
keputusan, bisa membuat kehidupan lebih produktif dan
penuh kedamaian. Kalau cuma bisa membuat keonaran dan adu pandai saja, kita belum tuntas mengurai persepsi, baru sekadar mampu mendengar, tetapi belum bisa menguji kebenaran dengan bijak dan
mengembangkannya ke dalam tindakan yang produktif.
Ketiga orang itu mungkin tak sehebat Anda yang senang
melihat kecerdasan orang dari pendekatan kognitif yang
bermuara pada angka, teori, ijazah, dan stereotyping.
Akan tetapi, saya harus mengatakan, studi-studi terbaru menemukan, ketidakmampuan meredam rasa tidak suka atau kecemburuan pada orang lain, kegemaran menyebarkan fitnah dan rasa benar sendiri, hanya akan menghasilkan kesombongan diri.

Anak-anak kita pada akhirnya belajar dari kita, dan apa
yang kita ucapkan dalam kesaharian kita juga akan
membentuk mereka, dan masa depan mereka.

Dikutip dari :
Prof Rhenald Kasali
Senin, 3 November 2014 (@Rhenald_Kasali)
KOMPAS.com

renungkan, pelajari, dan ambil hikmahnya. Semoga bermanfaat bagi saya pribadi, Anda, keluarga Anda, Anak-anak Anda, rekan2 bahkan kerabat dan orang sekitar Anda..Amin
Salam sukses

SELF DISCIPLINE | DISIPLIN DIRI SENDIRI | PENDIDIKAN ANAK | MENTAL JUARA | PSIKOLOGI | ENTREPRENEUR Bagian 2



ini sambungan tulisan Prof. dari UI...
Kali bukan mau membahas film AADC tapi agar lebih fresh dalam ingatan qta bahwa AADC ini diperankan oleh mba Dian. Nah kali ini bliau (Prof. dari UI tsb) membahas salah satu mahasiswinya yaitu Mba Dian. Nama lengkapnya Dian Sastro Wardoyo atau bisa juga disingkat mba Distro :D. Tapi mba Dian ga suka barangkali klo namanya disingkat jadi DiSTro.. heheu, canda


cekidot yaaa..

Dian Sastro
Dia juga mahasiswi saya yang keren. Sewaktu diterima
di program S-2 UI, banyak juga yang bertanya: apa benar artis mau bersusah payah belajar lagi di UI?
Anak-anak saya di UI tahu persis bahwa saya memang
cenderung bersahabat, tetapi mereka juga tahu sikap
saya: "no bargain on process and quality".
Dian, sudah artis, dan sedang hamil pula saat mulai kuliah. Urusannya banyak: keluarga, film, dan seabrek tugas. Namun lagi-lagi, satu hal ini jarang dimiliki yang lain: self discipline. Ia tak pernah abai menjalankan tugas.
Sebulan yang lalu, setelah lulus dengan cum laude dari
MM UI, ia berbagi pengalaman hidupnya di program S-1 pada kelas yang saya asuh.
"Saat ayah saya meninggal dunia, ibu saya berujar:
kamu bukan anak orang kaya. Ibu tak bisa menyekolahkan kalau kamu tidakoutstanding," ujarnya. Ia pun melakukan riset terhadap putri-putri terkenal. Di situ ia melihat nama-nama besar yang tak lahir dari kemudahan. "Saya tidak cantik, dan tak punya apa-apa," ujarnya.
Dengan uang sumbangan dari para pelayat ayahnya, ia
belajar di sebuah sekolah kepribadian. Setiap pagi, ia
juga melatih disiplin, jogging berkilo-kilometer dari Jatinegara hingga ke Cawang, ikut seni bela diri.
"Mungkin kalian tak percaya karena tak pernah menjalaninya," ujarnya.
Itulah mental kejuangan, yang kini disebut ekonom James Heckman sebagai kemampuan nonkognisi.
Dian lulus cum laude dari S-2 UI, dari ilmu keuangan pula,
yang sarat matematikanya. Padahal, bidang studi S-1
Dian amat berjauhan: filsafat


bersambung lagi ya Pemirsaaa....

Mengapa kami mengangkat ini seperti diawal dikatakan, karena memang ramai dibicarakan, namun ada sisi menarik yg mungkin secara garis besar bisa diambil pelajaran, yaitu Self Displine yang mereka lakukan. Apa pun itu, jika dilakukan dg disiplin yang tinggi akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa..

SELF DISCIPLINE | DISIPLIN PADA DIRI SENDIRI | PENDIDIKAN ANAK | MENTAL JUARA | PSIKOLOGI | ENTREPRENEUR Bagian 1



Beberapa hari lalu saya dan rekan-rekan berdiskusi di dalam grup, lalu kami membicarakan tentang training dan penulisan sebuah buku yang nantinya akan dijadikan pelajaran berharga di masa mendatang
Lalu ada share dari tulisan seorang Prof. UI mengenai Self Discipline, berikut kutipan tulisannya...

" Saya kebetulan mentor bagi dua orang ini :
Dian Sastro dan Mooryati Soedibyo.

Akan tetapi, pada Susi Pudjiastuti yang kini menjadi menteri, saya justru belajar.
Ketiganya perempuan hebat, tetapi selalu diuji oleh sebagian kecil orang yang mengaku pandai.
Entah ini stereotyping, atau soal buruknya metakognisi bangsa, saya kurang tahu persis.
Mooryati Soedibyo.
Sewaktu diterima di program doktoral UI yang pernah saya pimpin, usianya saat itu sudah 75 tahun. Namun,
berbeda dengan mahasiswa lain yang datang pakai jins,
dia selalu berkebaya. Anda tentu tahu berapa lama waktu yang diperlukan untuk berkebaya, bukan? Akan tetapi, ia memiliki hal yang tak dimiliki orang lain:
self discipline.
Sampai hari ini, dia adalah satu-satunya mahasiswa saya yang tak pernah absen barang sehari pun. Padahal, saat itu ia salah satu pimpinan MPR.Memang ia tampak sedikit kewalahan "bersaing" dengan rekan kuliahnya yang jauh lebih muda. Akan tetapi, rekan-rekan kuliahnya mengakui, kemajuannya cepat. Dari bahasa jamu ke bahasa strategic management dan science yang banyak aturannya.
Teman-teman belajarnya bersaksi: "Pukul 08.00 malam, kami yang memimpin diskusi. Tetapi pukul 24.00, yang muda mulai ngantuk, Ibu Moor yang memimpin. Dia selalu mengingatkan tugas harus selesai, dan tak boleh asal jadi."
Masalahnya, ia pemilik perusahaan besar, dan usianya sudah lanjut. Ada stereotyping dalam kepala sebagian orang. Sosok seperti ini jarang ada yang mau kuliah sungguhan untuk meraih ilmu. Nyatanya, kalangan berduit lebih senang meraih gelar doktor HC (honoris causa) yang jalurnya cukup ringan.
Akan tetapi, Mooryati tak memilih jalur itu. Ia ingin
melatih kesehatan otaknya, mengambil risiko dan lulus 4
tahun kemudian. Hasil penelitiannya menarik perhatian Richard D’aveni (Tuck School-USA), satu dari 50 guru strategi teratas dunia. Belakangan, ia juga sering diminta memaparkan kajian risetnya di Amerika Serikat, Belanda, dan Jerman.
Meski diuji di bawah guru besar terkemuka Prof Dorodjatun Kuntjoro Jakti, kadang saya masih mendengar ucapan-ucapan miring dari orang-orang
yang biasa menggunakan kacamata buram dan lidahnya pahit. Ada saja orang yang mengatakan ia "diluluskan" dengan bantuan, "sekolahnya hanya dua tahun", dan seterusnya.
Anehnya, kabar itu justru beredar di kalangan perempuan yang tak mau tahu keteladanan yang ia tunjukkan. Kadang ada juga yang merasa lebih tahu dari apa yang sebenarnya terjadi. Akan tetapi, ada satu hal yang sulit mereka sangkal. Perempuan yang meraih doktor pada usia 79 tahun ini
berhasil mewujudkan usahanya menjadi besar tanpa.fasilitas. Perusahaannya juga go public.
Padahal, yang menjadi dosennya saja belum tentu bisa melakukan hal itu, bahkan membuat publikasi ilmiah internasional saja
tidak. Namun, Bu Moor juga berhasil mengangkat reputasi jamu di pentas dunia.

bersambung ya para pembaca.... :D