Rabu, 05 November 2014

Mungkin Anda Lupa Hak Utama Anak Anda ??? | Pendidikan Anak | Psikologi | Teladan Orang Tua

Ini dari share-an teman rekan saya



"Ada hak anak yg tak boleh kita tunda mil" nasehat sahabat yg selalu ku ingat.
Hmmm, Hak anak. Rasanya kita semua paham dengan hal yg berkaitan dg urusan hak anak. Tapi bila kita menyadarinya, maka kita akan sibuk mencari apakah pola asuh kita di rumah sudah memang seutuhnya memberikan hak anak???
Berat juga yah. Karena yg harus kita sadari, pertama akan tiba suatu masa untuk di pertanggungjawabkan dg pola asuh kita. Mari kita hadirkan rasa ada yg Mengawasi kita, ada yg menyaksikan kita, dan Dialah Allah yg Maha Melihat.
Anak-anak adalah amanah dari Allah, bukan sebagai titipan biasa. Ada hak dan kewajiban yg harus kita sadari dan ingat baik-baik. Anak-anak yg lahir dari rahim seorang ibu, sesungguhnya sudah menyandang hak: untuk kita kenalkan pada siapa mereka bersujud, kepada siapa mereka merujuk?
Memperlakukan mereka, bukan seperti kita menitipkan sandal pada marbot di sebuah masjid dan suatu saat kita mau akan kita ambil sandal itu. "Pak, saya titip sandal, tolong di jaga baik-baik, nanti ketika saya selesai salatnya, saya boleh mengambilnya lagi?"
Anak-anak kita ajak ke masjid, kita salat di masjid namun membiarkan mereka tak salat, dg alasan ahh masih kecil, belum waktunya salat, dg sadar kita membiarkan mereka lolos dari pengenalan konsep belajar salat dari sejak dini.
Memperlakukan mereka bukan saja memilihkan sekolah yg bagus, namun di rumah mereka tak mendapat tauladan dari kita, orangtuanya? Di sekolah dibiasakan menghafal di rumah kita sodorin tv kabel, agar mereka tak mengganggu aktifitas kita. Agar mereka menjadi anak pasif yg tak berkutik ketika sorotan gambar mengacaukan mata dan pikirannya. Di rumah tivi non stop daripada mendengar mereka murojaah?? Di rumah tak pernah kita perdengarkan bacaan AlQuran dari ayah dan bundanya.
Bagaimana anak-anak meneladani orangtuanya, bila dalam kesehariannya tak pernah di temukan olehnya pendidikan yg di sebut madrasah pertamaya?
Kita bebaskan mereka bermain yg tak terarah. Tak kita kenalkan hak dan kewajibannya sebagai khalifah di bumi. Tak pernah kita sentuh sisi sosialnya untuk peduli dg kisah orang lain di sekitarnya. Mau jadi apa kelak bila begini terus?
Lanjuuut yah
"Bapak dan ibu, saya akan titipkan anak-anak saya disini belajar tentang agama dan lain-lainnya ya. Bila suatu saat nanti mereka sudah lulus dari sekolah ini, bolehkah mereka pulang ke rumah kami?"
Tak ada yg menjamin bahwa mereka anak-anak akan betah atau merindukan rumah, bila masa kecilnya tak ada yg menjadi kenangan manis salat berjamaah dimaajid dg ayah, belajar membaca dengan ibu. Membuat dan makan kue buatan ibu. Belajar bersepeda dg ayah. Bila kita tak mengisinya dg sentuhan hati, bagaimana mereka belajar mengenal hati yg rindu?
Mendidik anak bukan sekadar memberikan makanan yg mahal dan bergizi, pakaian serta hunian yg indah, ada hal yg menjadi hak anak, kehangatan dari penghuninya.
Terimakasih kawan yg telah mengingatkan kami. Sungguh kami meyakini masa dimana akan datang waktu mempertanggungjawabkan pendidikan anak-anak kami. Semoga kita tidak termasuk golongan yg melalaikan hak-hak anak. Aamiin


tulisan bunda Hilmiyatil Alifah... ahh, menyentil sekali...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar